Peringatan Earth Hour, 5 Seniman Melukis dalam Gelap

Momentum Earth Hour yang diperingati setiap 30 Maret menjadi salah satu usaha mencegah bumi dari perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Ada banyak cara dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya yang dilakukan The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. 

Acara berlangsung mulai pukul 20.30 hingga 21.30 WIB ini mempersembahkan Live Painting in The Dark dengan tema “Earth Art Hour 2019”  yang disajikan lima seni lokal di bawah payung manajemen Seni Siji Art Management. Tema tesebut dipilih sebagai cerminan dari kampanye hiburan edukatif bagi para tamu dengan menampilkan dukungan mereka dalam merangkul para seniman lokal selama acara berlangsung. 

“Kami sangat mendukung dan mengakomodir acara ini dalam upaya menyampaikan pentingnya penghematan energi,” ungkap Adeza Hamzah selaku Cluster Director of Marketing Communications The Ritz  Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam. 

Pelukis Iwan Suhaya asal Jakarta dalam lukisannya berharap akan satu pohon dapat menghijaukan padang gurung yang sudah mulai mengering. “Di dalam lukisan ini ada sebuah flora dan fauna. Diharapkan ini bisa mewakili keadaaan bumi sekarang yang sudah mulai sekarat,” ujarnya. 

Selain Iwan, adapun Tri Pamuji asal Yogyakarta yang menuangkan lukisannya dengan konsep visual. Menggunakan teknik lukis fosfor, dengan mnggunakan huruf-huruf sebagai media dasarnya. Lukisan menonjol ada pada gambaran bumi, namun yang lebih menakjubkan ketika Tri menyalakan senter blackligth. Disekeliling bumi ada terdapat aneka planet dan bintang. 

Namun tak hanya itu saja, pengujung diajak bermain ketika huruf-huruf ia tonjolkan. Pengunjung seakan sedang bermain cari  kata. “Tidak hanya remaja, kita ajak anak-anak juga. Bermain sekaligus belajar,” ujarnya. 

Inspirasi lukisan tersebut didapat Tri dari sisi religius. Ia mengatakan jika Tuhan ada dimana-mana, bahkan dalam kegelapan sekalipun. Itu sebab, dalam peringatan jam bumi tersebut, Tri berpesan akan kesadaran setiap manusia. “Kesadaran. Kita tidak perlu menyadarkan yang lain, cukup dari kita terlebih dahulu,” katanya. 

Earth Hour dimulai di Sydney, Australia pada 2007 dan telah berkembang menjadi gerakan global dengan ratusan juta orang yang lebih dari lima ribu kota di 135 negara di seluruh dunia. Menciptakan sejarah dunia sebagai gerakan ramah lingkungan terbesar. Untuk mendukung kampanye global Earth Hour dan inisiatif WWF, acara tersebut akan mengubah suasana menjadi remang-remang nan indah selama 60 menit penuh.

source: indopos.co.id

Reply your comment

Your email address will not be published. Required fields are marked*

Keep Connected

Follow Us Now